Monday, May 28, 2012

Memories in Malang Tempoe Doeloe


Yesterday, tepatnya tanggal 26 Mei 2012 hari sabtu (malam minggu) adalah hari yang sangat mengesankan buatku, tapi (mungkin) tidak buatnya, Dikka.

Aku ingin menceritakan mulai awal hingga akhir sebelum aku benar-benar ingin melupakannya sama sekali.

Kira-kira pukul 8.00 pagi Dikka sms aku yang intinya dia mau ke wilayahku untuk survey ma’had dan MI (Madrasah Ibtidaiyah) buat adeknya. Dia minta aku nemenin dia dan dengan hati yang tulus aku bersedia, karena anda tau? Aku begitu merindukannya. <-- to the poin banget

Pulang sekolah aku bertemu dengannya di depan masjid hisbullah. Dia cakep, bawa motor apaaaaa ya... aku tak begitu peduli. Yang jelas aku tak bisa mengendarai motor besar macam itu. Hahaha....

Aku mengantarkan dia masuk ke halaman MIA 02 tempatku sekolah dulu. Dia melihat-lihat sekitar, sesekali memotret dengan menggunakan henfonnya. Dia melihat-lihat... dan aku melihatnya diam-diam! Dan yang kupikirkan “betapa kerasnya hatimu yang tak mau menatapku disini”. Setelah dia puas melihat-lihat sekolah itu, dia mengajakku melihat ma’had. What?? Aku pake celana, membawa temen cowok ke ma’had?? Bukankah itu TABU sekali?? Aku mengatakan padanya bahwa aku belum siap ke ma’had karena aku pake calana. Lalu aku hanya mengantarkannya melihat-lihat bagian luarnya saja. Setelah itu dia mengantarkanku pulang. Yahh...!! hanya itu yang ingin dia lakukan denganku! Cuma itu! Tidak ada jalan-jalan, tidak ada makan-makan. Emm... mungkin dia sedang puasa, atau.... dia memang tidak suka denganku.

Pukul 14.00 seperti biasaa, aku ke ma’had untuk menjalankan tugasku. Sambil ngajar, aku smsan dengan dia yang sedang galau karena berusaha menghubungi Aya (teman kami yang tinggal tak jauh dari rumahku juga) tapi tak kunjung ada jawaban. Hingga aku pun berusaha menghubungi Aya sama seperti yang sedang ia lakukan. Dan tetap, tak ada jawaban. Aku kasihan, jauh-jauh dari Sidoarjo dia merasa asing disini. Aku ingin menemaninya, tapi dia menolak, hingga dia tak lagi membalas pesanku setelah berpamitan untuk pulang saja. Aku sedih! Hanya inikah pertemuanku dengannya? Kenapa kondisinya sangat menyedihkan?? Tanpa teman, sendiri, dan akhirnya kembali pulang. Dan aku..... menangis! <-- cengeng

Bahkan aku belum sempat mengatakannya kepadamu, tiba-tiba kau sudah pergi! Aku hanya ingin bilang, maafin aq!” :’(

Hampir menjelang maghrib, Aya, temanku yang tadi tak bisa dihubungi, kini sms aku seperti ini, “MTD”. Aku langsung memarahinya karena dia tadi tidak mengangkat telponku atau pun telponnya. Karena aku kasihan, dan sekarang Dikka sudah pulang.
Dan anda tau? Temanku ini ternyata sedang bersama Dikka. Dia mengajakku ke MTD. Aku masih ingat ketika tadi siang sebelum Dikka pergi meninggalkanku, aku mengajaknya ke MTD, dan dia cuma bilang, “gak terkenal”.

Aku mengiyakan ajakan mereka dan segera mencari tebengan motor ke temenku yang lain untuk berangkat ke sana. Hingga ada sms masuk dari Aya “kamu dibonceng Dikka!”.
Kira-kira pukul 18.15 selesai sholat maghrib, mereka berdua sudah menjemputku di depan rumah. Kami melaju........

Boncengan dengan Dikka rasanya.... senang! Meski hanya menatap punggungnya, aku merasa bersyukur, karena dia mengabulkan permintaanku yang awalnya dijawab dengan sinis. Aku merasa sedang menjadi seorang putri yang duduk dengan pangeran tampanku. Dari kaca spion aku bisa melihat wajahnya... sesekali atau dua kali aku terus melihat ke arah kaca spion. Dia tidak menyadari ada seorang gadis yang sedang memperhatikannya lewat kaca spion! Hatiku selalu berkata, “ada aku disini, tidakkah kau mau melihatnya?? Atau kau akan terus membelakangiku seperti ini?”, tanpa dia sadari gadis yang sedang duduk dibelakangnya menitikkan air mata yang segera dia hapus kembali.
Sesampainya di MTD, dalam perjalanan menuju teman-teman (tempat kami ketemuan) dia seakan menjagaku. Dia mempersilahkan aku untuk jalan di depan. Dia memegang pundakku agar kami tidak terpisah di keramaian ini. Sesekali aku bercanda dengannya. Mata kami saling bertemu dan aku buru-buru membuangnya, malu! Tapi kami tetap bercanda. Dia sering menggodaku ini itu, aku hanya sering tersenyum melihat dan mendengar godaannya padaku :).

Di tempat ketemuan (tetap dalam keramaian suasana MTD), kami tak melihat seorangpun teman kami. Sambil menghubungi teman-teman yang lain, di tengah lagu-lagu bernuansa reggae yang dilantunkan penyanyi rasta dari atas panggung, tiba-tiba dia memegang kedua lenganku dan menghadapkanku ke arahnya, dia mengajakku berdansa! Aku terkejut! Lalu aku tertawa... hahaha... dan dia tersenyum melihatku.
Hingga akhirnya teman-teman kami yang lain bermunculan. Kami semua berjalan mengikuti arus MTD. Setelah malam hampir mencapai puncaknya, pukul 10.30 kami memutuskan untuk pulang.

Dia memboncengku lagi...

Kali ini dia mengendarai motornya dengan laju yang sangat cepat-100 km/jam-. Sering kali aku maju mundur karena rem yang dia tahan berkali-kali.
Rumahku hampir dekat, aku bertanya kepadanya apakah dia tidak dingin dengan jaket jeans yang dia pakai untuk pulang ke Sidoarjo? Karena aku memang berniat untuk meminjamkan jaketku ini padanya. Lalu dia berkata padaku, “tangan pean mana?”, aku masih bingung dengan kata-katanya. Lalu aku menyodorkan tanganku dan dia menggenggam menarik tanganku untuk mendekapnya. Sumpah ya pemirsah! Aku sangat kaget dengan semua tindakan yang dia lakukan kepadaku.

Sampai depan rumahku, aku memaksanya untuk menerima jaketku, tapi dia tetap tidak mau. Aku masuk rumah dan mengirim pesan kepadanya:

Dik, hati2 djln, pelan2 sja! Trmksh utk hri ini! Kl sudah smpe rumah beri tw aku

Pukul 00.59 dia sms, “Meiza, aku sdh nympek rumah. Sudah bobo’kah?”..... dan aku.... sudah terlelap.

Cinta itu..... tak pernah bisa dipaksakan! kita tak pernah bisa mendikte seseorang untuk mencintai kita. Kita tak bisa memaksa seseorang untuk mencintai kita. Kita juga tak bisa melarang seseorang untuk mencintai orang lain. Orang yang sedang jatuh cinta, dia pasti merasakan patah hati yang tertunda... entah esok, lusa, kita tidak tahu apakah sakitnya hati ini bisa menjadi sebuah kebahagian sebagai balasan ketulusan cinta yang kita berikan... yang terpenting! satu hal yang bisa membuat kita kuat, adalah... DOA! :)
Karena kita, punya Allah, yang selalu memberikan cinta-Nya untuk kita :)


-SEKIAN-