Yesterday, tepatnya tanggal 26
Mei 2012 hari sabtu (malam
minggu) adalah hari yang sangat mengesankan buatku, tapi (mungkin) tidak
buatnya, Dikka.
Aku ingin
menceritakan mulai awal hingga akhir sebelum aku benar-benar ingin melupakannya
sama sekali.
Kira-kira pukul 8.00
pagi Dikka sms aku yang intinya dia mau ke wilayahku untuk survey ma’had dan MI
(Madrasah Ibtidaiyah) buat adeknya. Dia minta aku nemenin dia dan dengan hati
yang tulus aku bersedia, karena anda tau? Aku begitu merindukannya. <-- to
the poin banget
Pulang sekolah aku
bertemu dengannya di depan masjid hisbullah. Dia cakep, bawa motor apaaaaa
ya... aku tak begitu peduli. Yang jelas aku tak bisa mengendarai motor besar
macam itu. Hahaha....
Aku mengantarkan
dia masuk ke halaman MIA 02 tempatku sekolah dulu. Dia melihat-lihat sekitar,
sesekali memotret dengan menggunakan henfonnya. Dia melihat-lihat... dan aku
melihatnya diam-diam! Dan yang kupikirkan “betapa kerasnya hatimu yang tak
mau menatapku disini”. Setelah dia puas melihat-lihat sekolah itu, dia
mengajakku melihat ma’had. What?? Aku pake celana, membawa temen cowok
ke ma’had?? Bukankah itu TABU sekali?? Aku mengatakan padanya bahwa aku belum
siap ke ma’had karena aku pake calana. Lalu aku hanya mengantarkannya
melihat-lihat bagian luarnya saja. Setelah itu dia mengantarkanku pulang. Yahh...!!
hanya itu yang ingin dia lakukan denganku! Cuma itu! Tidak ada jalan-jalan,
tidak ada makan-makan. Emm... mungkin dia sedang puasa, atau.... dia memang
tidak suka denganku.
Pukul 14.00 seperti
biasaa, aku ke ma’had untuk menjalankan tugasku. Sambil ngajar, aku smsan
dengan dia yang sedang galau karena berusaha menghubungi Aya (teman kami yang
tinggal tak jauh dari rumahku juga) tapi tak kunjung ada jawaban. Hingga aku
pun berusaha menghubungi Aya sama seperti yang sedang ia lakukan. Dan tetap,
tak ada jawaban. Aku kasihan, jauh-jauh dari Sidoarjo dia merasa asing disini. Aku
ingin menemaninya, tapi dia menolak, hingga dia tak lagi membalas pesanku
setelah berpamitan untuk pulang saja. Aku sedih! Hanya inikah pertemuanku
dengannya? Kenapa kondisinya sangat menyedihkan?? Tanpa teman, sendiri, dan
akhirnya kembali pulang. Dan aku..... menangis! <-- cengeng
“Bahkan aku
belum sempat mengatakannya kepadamu, tiba-tiba kau sudah pergi! Aku hanya ingin
bilang, maafin aq!” :’(
Hampir menjelang
maghrib, Aya, temanku yang tadi tak bisa dihubungi, kini sms aku seperti ini, “MTD”.
Aku langsung memarahinya karena dia tadi tidak mengangkat telponku atau pun
telponnya. Karena aku kasihan, dan sekarang Dikka sudah pulang.
Dan anda tau? Temanku
ini ternyata sedang bersama Dikka. Dia mengajakku ke MTD. Aku masih ingat
ketika tadi siang sebelum Dikka pergi meninggalkanku, aku mengajaknya ke MTD,
dan dia cuma bilang, “gak terkenal”.
Aku mengiyakan
ajakan mereka dan segera mencari tebengan motor ke temenku yang lain untuk
berangkat ke sana. Hingga ada sms masuk dari Aya “kamu dibonceng Dikka!”.
Kira-kira pukul 18.15
selesai sholat maghrib, mereka berdua sudah menjemputku di depan rumah. Kami melaju........
Boncengan dengan
Dikka rasanya.... senang! Meski hanya menatap punggungnya, aku merasa
bersyukur, karena dia mengabulkan permintaanku yang awalnya dijawab dengan
sinis. Aku merasa sedang menjadi seorang putri yang duduk dengan pangeran
tampanku. Dari kaca spion aku bisa melihat wajahnya... sesekali atau dua
kali aku terus melihat ke arah kaca spion. Dia tidak menyadari ada seorang
gadis yang sedang memperhatikannya lewat kaca spion! Hatiku selalu berkata, “ada
aku disini, tidakkah kau mau melihatnya?? Atau kau akan terus membelakangiku
seperti ini?”, tanpa dia sadari gadis yang sedang duduk dibelakangnya menitikkan
air mata yang segera dia hapus kembali.
Sesampainya di
MTD, dalam perjalanan menuju teman-teman (tempat kami ketemuan) dia seakan
menjagaku. Dia mempersilahkan aku untuk jalan di depan. Dia memegang pundakku
agar kami tidak terpisah di keramaian ini. Sesekali aku bercanda dengannya. Mata
kami saling bertemu dan aku buru-buru membuangnya, malu! Tapi kami tetap
bercanda. Dia sering menggodaku ini itu, aku hanya sering tersenyum melihat dan
mendengar godaannya padaku :).
Di tempat ketemuan
(tetap dalam keramaian suasana MTD), kami tak melihat seorangpun teman kami. Sambil
menghubungi teman-teman yang lain, di tengah lagu-lagu bernuansa reggae yang
dilantunkan penyanyi rasta dari atas panggung, tiba-tiba dia memegang kedua
lenganku dan menghadapkanku ke arahnya, dia mengajakku berdansa! Aku terkejut! Lalu
aku tertawa... hahaha... dan dia tersenyum melihatku.
Hingga akhirnya
teman-teman kami yang lain bermunculan. Kami semua berjalan mengikuti arus MTD.
Setelah malam hampir mencapai puncaknya, pukul 10.30 kami memutuskan untuk
pulang.
Dia memboncengku
lagi...
Kali ini dia
mengendarai motornya dengan laju yang sangat cepat-100 km/jam-. Sering kali aku
maju mundur karena rem yang dia tahan berkali-kali.
Rumahku hampir
dekat, aku bertanya kepadanya apakah dia tidak dingin dengan jaket jeans
yang dia pakai untuk pulang ke Sidoarjo? Karena aku memang berniat untuk meminjamkan
jaketku ini padanya. Lalu dia berkata padaku, “tangan pean mana?”, aku masih
bingung dengan kata-katanya. Lalu aku menyodorkan tanganku dan dia menggenggam menarik
tanganku untuk mendekapnya. Sumpah ya pemirsah! Aku sangat kaget dengan semua
tindakan yang dia lakukan kepadaku.
Sampai depan
rumahku, aku memaksanya untuk menerima jaketku, tapi dia tetap tidak mau. Aku masuk
rumah dan mengirim pesan kepadanya:
“Dik, hati2
djln, pelan2 sja! Trmksh utk hri ini! Kl sudah smpe rumah beri tw aku”
Pukul 00.59 dia
sms, “Meiza, aku sdh nympek rumah. Sudah bobo’kah?”..... dan aku....
sudah terlelap.
Cinta itu..... tak pernah bisa dipaksakan! kita tak pernah bisa mendikte seseorang untuk mencintai kita. Kita tak bisa memaksa seseorang untuk mencintai kita. Kita juga tak bisa melarang seseorang untuk mencintai orang lain. Orang yang sedang jatuh cinta, dia pasti merasakan patah hati yang tertunda... entah esok, lusa, kita tidak tahu apakah sakitnya hati ini bisa menjadi sebuah kebahagian sebagai balasan ketulusan cinta yang kita berikan... yang terpenting! satu hal yang bisa membuat kita kuat, adalah... DOA! :)
Karena kita, punya Allah, yang selalu memberikan cinta-Nya untuk kita :)
Cinta itu..... tak pernah bisa dipaksakan! kita tak pernah bisa mendikte seseorang untuk mencintai kita. Kita tak bisa memaksa seseorang untuk mencintai kita. Kita juga tak bisa melarang seseorang untuk mencintai orang lain. Orang yang sedang jatuh cinta, dia pasti merasakan patah hati yang tertunda... entah esok, lusa, kita tidak tahu apakah sakitnya hati ini bisa menjadi sebuah kebahagian sebagai balasan ketulusan cinta yang kita berikan... yang terpenting! satu hal yang bisa membuat kita kuat, adalah... DOA! :)
Karena kita, punya Allah, yang selalu memberikan cinta-Nya untuk kita :)
-SEKIAN-