Thursday, October 11, 2012

ANAK2 JAMAN DULU DAN SEKARANG UDAH BEDA



Selamat malam untuk para pembaca di mana pun kalian berada.
Rasanya udah cukup lama aku nggak update tulisan di blog yang adem ini—akhirnya bisa nulis lagi juga.

Kali ini, aku pengin cerita soal pengalaman yang aku alami sejak mulai bekerja di sebuah lembaga pendidikan. Ada banyak hal yang menarik, tapi yang paling mencolok menurutku adalah perbedaan antara anak-anak zaman dulu dan anak-anak zaman sekarang.

Kenapa aku bilang beda? Ya karena emang kerasa banget perbedaannya. Mulai dari cara berpikir, tingkah laku, sampai sikap mereka terhadap orang lain.

Nggak tahu kenapa ya, aku ngerasa anak-anak zaman sekarang punya gaya dan kebiasaan yang cukup jauh berbeda dibanding anak-anak dulu. Dan hal-hal kayak gitu yang bakal aku bahas lebih lanjut di tulisan ini.

Contohnya gini nih...

Guru: (lagi fokus nerangin pelajaran di depan kelas)
Murid zaman dulu: serius dengerin, nyatet, sesekali ngangguk-angguk tanda ngerti
Murid zaman sekarang: sambil selonjoran, main yoyo, sesekali ngelirik HP... terus bilang: “Eh Bu, ulangin dong, tadi aku nggak denger...” 😅
************************************************************

Mulai sekarang, Murid Zaman Dulu akan aku singkat jadi MJD, dan Murid Zaman Sekarang jadi MJS.
************************************************************
Guru: (lagi ngajar di kelas, tiba-tiba nemu surat-surat-an di antara dua murid)
MJD 1: isi surat: “Nanti pulang sekolah anterin aku ke Mang Odong beli cilok, ya.”
MJD 2: balasan: “Iya, tapi nanti aku minta ya...” 🥴
MJS 1: isi surat: “Jar Fajar, kata Vira kamu mau balikan lagi nggak sama dia? Dia masih sayang, tapi tadi kok narik-narik tangan Hendra ya...”
MJS 2: balasan: “Iya gapapa, lhr minggu besok aku ajak dia ke tempat kemarin lagi.” 😅
************************************************************

Waktu pelajaran Bahasa Arab...

Guru: “Jadi anak-anak, ingat ya rumus ini: فعل مضارع + فاعل + مفعول به
MJD: (manggut-manggut) “Insya Allah, Bu.”
MJS: (nyeletuk dari belakang) “Terus aku harus bilang WOW gitu??” 😎

************************************************************

Di kelas saat guru menulis materi...

Guru: “Ayo, yang ibu tulis di papan, disalin di buku masing-masing ya.”
MJD: (langsung nulis dengan tenang dan rapi)
MJS: (ketawa-ketawa, ngobrol sama temen sebelah, sibuk sendiri)

Beberapa saat kemudian...

Guru: “Encuz, kamu kok nggak nulis?”
MJD: “Pensil saya bujel, Bu...” (sambil berlinang air mata)
Guru: “Kenapa nggak pinjem temen? Sini ibu pinjemin.”
MJD: (nangis terharu)

Bandingkan dengan...

Guru: “Encuz, kamu kok nggak nulis?”
MJS: “Masalah buat Ibu??”
Guru: ...langsung naik darah 😤

************************************************************

Saat ada PR...

Guru: “Anak-anak, PR-nya dibuka, Ibu mau periksa!”
MJD: (yang lupa ngerjain buru-buru nyalin punya temen)
MJS: (jalan ke meja guru) “Bu, aku nggak ngerjain... susah semua! Aku berdiri di pojok aja, ya?” 😅

************************************************************

Jam istirahat...

Guru: (lagi males ke kantor, jadi sambil koreksi tugas di kelas dan buka HP)
MJD: (jajan di luar kelas sambil ngobrol santai sama temen-temennya)
MJS: (jajan, balik ke kelas, ngobrol keras-keras sambil makan)

Guru: “Main di luar dulu dong, Nak.”
MJS: “Wuihhh... Samsung Galaxy nih yeee...”
Guru: “Udah, main di luar dulu ya.”
MJS: (masih di tempat, lalu nyeletuk keras) “Wuih... gurunya nonton yang 17+ yaa…”
Guru: 😱 “Ya Allah, nak... apa itu?”
MJS: “Masa gak tau sih Bu... itu lho, yang kayak gini…” (sambil memperagakan hal yang absurd ke temennya)
Guru: gebrak meja! “Ke kantor sekarang juga!” 😤

************************************************************
         Miris juga ya lihat perbedaan anak-anak zaman sekarang sama zaman dulu. Nggak bisa dipungkiri, banyak faktor yang bikin karakter anak sekarang jadi beda banget—mulai dari tontonan yang gak tersaring, pengaruh media sosial, sampai makanan instan yang mereka konsumsi.

Bahkan pelajaran Fikih pun ikut menyesuaikan. Dulu, bahasan tentang haid atau khitan baru muncul di SMP. Sekarang, anak SD kelas 6 udah dikasih materi itu. Ya... mau gimana lagi, perkembangan zaman.

Bukan berarti semua anak kayak gitu, ya. Masih banyak juga kok yang sopan dan paham tata krama. Tapi, untuk para guru SD... kalian pasti ngerti banget maksudku ini 😅

Monday, May 28, 2012

Memories in Malang Tempoe Doeloe


Yesterday, tepatnya tanggal 26 Mei 2012 hari sabtu (malam minggu) adalah hari yang sangat mengesankan buatku, tapi (mungkin) tidak buatnya, Dikka.

Aku ingin menceritakan mulai awal hingga akhir sebelum aku benar-benar ingin melupakannya sama sekali.

Kira-kira pukul 8.00 pagi Dikka sms aku yang intinya dia mau ke wilayahku untuk survey ma’had dan MI (Madrasah Ibtidaiyah) buat adeknya. Dia minta aku nemenin dia dan dengan hati yang tulus aku bersedia, karena anda tau? Aku begitu merindukannya. <-- to the poin banget

Pulang sekolah aku bertemu dengannya di depan masjid hisbullah. Dia cakep, bawa motor apaaaaa ya... aku tak begitu peduli. Yang jelas aku tak bisa mengendarai motor besar macam itu. Hahaha....

Aku mengantarkan dia masuk ke halaman MIA 02 tempatku sekolah dulu. Dia melihat-lihat sekitar, sesekali memotret dengan menggunakan henfonnya. Dia melihat-lihat... dan aku melihatnya diam-diam! Dan yang kupikirkan “betapa kerasnya hatimu yang tak mau menatapku disini”. Setelah dia puas melihat-lihat sekolah itu, dia mengajakku melihat ma’had. What?? Aku pake celana, membawa temen cowok ke ma’had?? Bukankah itu TABU sekali?? Aku mengatakan padanya bahwa aku belum siap ke ma’had karena aku pake calana. Lalu aku hanya mengantarkannya melihat-lihat bagian luarnya saja. Setelah itu dia mengantarkanku pulang. Yahh...!! hanya itu yang ingin dia lakukan denganku! Cuma itu! Tidak ada jalan-jalan, tidak ada makan-makan. Emm... mungkin dia sedang puasa, atau.... dia memang tidak suka denganku.

Pukul 14.00 seperti biasaa, aku ke ma’had untuk menjalankan tugasku. Sambil ngajar, aku smsan dengan dia yang sedang galau karena berusaha menghubungi Aya (teman kami yang tinggal tak jauh dari rumahku juga) tapi tak kunjung ada jawaban. Hingga aku pun berusaha menghubungi Aya sama seperti yang sedang ia lakukan. Dan tetap, tak ada jawaban. Aku kasihan, jauh-jauh dari Sidoarjo dia merasa asing disini. Aku ingin menemaninya, tapi dia menolak, hingga dia tak lagi membalas pesanku setelah berpamitan untuk pulang saja. Aku sedih! Hanya inikah pertemuanku dengannya? Kenapa kondisinya sangat menyedihkan?? Tanpa teman, sendiri, dan akhirnya kembali pulang. Dan aku..... menangis! <-- cengeng

Bahkan aku belum sempat mengatakannya kepadamu, tiba-tiba kau sudah pergi! Aku hanya ingin bilang, maafin aq!” :’(

Hampir menjelang maghrib, Aya, temanku yang tadi tak bisa dihubungi, kini sms aku seperti ini, “MTD”. Aku langsung memarahinya karena dia tadi tidak mengangkat telponku atau pun telponnya. Karena aku kasihan, dan sekarang Dikka sudah pulang.
Dan anda tau? Temanku ini ternyata sedang bersama Dikka. Dia mengajakku ke MTD. Aku masih ingat ketika tadi siang sebelum Dikka pergi meninggalkanku, aku mengajaknya ke MTD, dan dia cuma bilang, “gak terkenal”.

Aku mengiyakan ajakan mereka dan segera mencari tebengan motor ke temenku yang lain untuk berangkat ke sana. Hingga ada sms masuk dari Aya “kamu dibonceng Dikka!”.
Kira-kira pukul 18.15 selesai sholat maghrib, mereka berdua sudah menjemputku di depan rumah. Kami melaju........

Boncengan dengan Dikka rasanya.... senang! Meski hanya menatap punggungnya, aku merasa bersyukur, karena dia mengabulkan permintaanku yang awalnya dijawab dengan sinis. Aku merasa sedang menjadi seorang putri yang duduk dengan pangeran tampanku. Dari kaca spion aku bisa melihat wajahnya... sesekali atau dua kali aku terus melihat ke arah kaca spion. Dia tidak menyadari ada seorang gadis yang sedang memperhatikannya lewat kaca spion! Hatiku selalu berkata, “ada aku disini, tidakkah kau mau melihatnya?? Atau kau akan terus membelakangiku seperti ini?”, tanpa dia sadari gadis yang sedang duduk dibelakangnya menitikkan air mata yang segera dia hapus kembali.
Sesampainya di MTD, dalam perjalanan menuju teman-teman (tempat kami ketemuan) dia seakan menjagaku. Dia mempersilahkan aku untuk jalan di depan. Dia memegang pundakku agar kami tidak terpisah di keramaian ini. Sesekali aku bercanda dengannya. Mata kami saling bertemu dan aku buru-buru membuangnya, malu! Tapi kami tetap bercanda. Dia sering menggodaku ini itu, aku hanya sering tersenyum melihat dan mendengar godaannya padaku :).

Di tempat ketemuan (tetap dalam keramaian suasana MTD), kami tak melihat seorangpun teman kami. Sambil menghubungi teman-teman yang lain, di tengah lagu-lagu bernuansa reggae yang dilantunkan penyanyi rasta dari atas panggung, tiba-tiba dia memegang kedua lenganku dan menghadapkanku ke arahnya, dia mengajakku berdansa! Aku terkejut! Lalu aku tertawa... hahaha... dan dia tersenyum melihatku.
Hingga akhirnya teman-teman kami yang lain bermunculan. Kami semua berjalan mengikuti arus MTD. Setelah malam hampir mencapai puncaknya, pukul 10.30 kami memutuskan untuk pulang.

Dia memboncengku lagi...

Kali ini dia mengendarai motornya dengan laju yang sangat cepat-100 km/jam-. Sering kali aku maju mundur karena rem yang dia tahan berkali-kali.
Rumahku hampir dekat, aku bertanya kepadanya apakah dia tidak dingin dengan jaket jeans yang dia pakai untuk pulang ke Sidoarjo? Karena aku memang berniat untuk meminjamkan jaketku ini padanya. Lalu dia berkata padaku, “tangan pean mana?”, aku masih bingung dengan kata-katanya. Lalu aku menyodorkan tanganku dan dia menggenggam menarik tanganku untuk mendekapnya. Sumpah ya pemirsah! Aku sangat kaget dengan semua tindakan yang dia lakukan kepadaku.

Sampai depan rumahku, aku memaksanya untuk menerima jaketku, tapi dia tetap tidak mau. Aku masuk rumah dan mengirim pesan kepadanya:

Dik, hati2 djln, pelan2 sja! Trmksh utk hri ini! Kl sudah smpe rumah beri tw aku

Pukul 00.59 dia sms, “Meiza, aku sdh nympek rumah. Sudah bobo’kah?”..... dan aku.... sudah terlelap.

Cinta itu..... tak pernah bisa dipaksakan! kita tak pernah bisa mendikte seseorang untuk mencintai kita. Kita tak bisa memaksa seseorang untuk mencintai kita. Kita juga tak bisa melarang seseorang untuk mencintai orang lain. Orang yang sedang jatuh cinta, dia pasti merasakan patah hati yang tertunda... entah esok, lusa, kita tidak tahu apakah sakitnya hati ini bisa menjadi sebuah kebahagian sebagai balasan ketulusan cinta yang kita berikan... yang terpenting! satu hal yang bisa membuat kita kuat, adalah... DOA! :)
Karena kita, punya Allah, yang selalu memberikan cinta-Nya untuk kita :)


-SEKIAN-

Monday, March 26, 2012

The Anniversary our Learning Consulting "Galileo Course Center"

 

Acara tasyakuran kecil-kecilan, yang kita rayain di Pizza Hut Malang Town Square (MATOS)... yahhh... inilah kami, para Tentor di sebuah Lembaga Bimbingan Belajar yang kami kelola sendiri di sebuah lingkungan santri tepatnya di Singosari Malang...


Memory...........
February 19th, 2012 on Sunday.....



Okay! Let us introduce ourselves...
Loading...
Fitrah an-Neisha is the director as well as the tutor for Maths subject.
Avhee is the tutor for Indonesian language also served as the secretary of the institution.
Ni'mah El-Izzah is the treasurer of the institution as well as the Science tutor.
Well, I am the tutor for three languages (English, Arabics and Javanese) at the instituion or so called "GCC" Study Guidance Institution :)




And You know what...??

-Cenik- -Avhee- -Teten- -Coy-

We are happy that day \(`▽´)/

SMS I’m in Hurt

Sebelum lo ngelanjutin baca, mending ngebaca "SMS I'm in Admiration" dulu, biar nyambung bacanya (^_^). Nyarinya di label yang sama dengan ini yaaahh... bagi yang udah ngebaca "SMS I'm in Admiration", silahkan lanjut membaca....








December, 31st 2011
Dan akhirnya dia membalas pesan gue selama berbulan-bulan dia mengabaikan gue dengan kejamnya. Dia, Dikka.

Suatu sore, temen gue, si Jay... sms gue yg intinya ngajakin gue ke tempatnya Dikka. Gue gak ngebales karena mungkin dia nggak serius seperti sebelum2nya. Beberapa menit kemudian ada pesan lagi masuk ke inbox gue, dari Jay...

From Jay:
Mei, kapan k rmhnya Dikka,, anake udah bs dikonfirmasi. Barusan minta salamin... salam buat kamu.
lalu gue bales dengan sangat malas.
To Jay:
oh ya? Terserah deh!
From Jay:
hehehehe dia nanyain kmu tyus low, sekalian aja wes, ckckckckck
belum sempet ngebales, hp gue mati.

***              ***              ***

Malam, kira-kira pukul 19:14 gue sms si Jay
To Jay:
sbb, hpq td lowbat trus mati. Halaaahh bsa aj klu ngarang kmu ini. Btw, Sekalian apa maksudnya Jay?
From Jay:
         sekalian sesuatu gt,,, Cz sptnya diantara klian ada chemistri.. hehehehehe <--- Whoooot? Chemistri?? :D emang apaan itu? Haha...

dengan penasaran gue ngebales sms dia.
To Jay:
Hush! jgn ngarang deh! Jd, ada rencana kapan main ksana? Mumpung aku masih ada waktu nganggur 2 minggu ini, hehe... atau setelah tgl 14 January aja sklian, stelah aku pulang dari ibu kota. Okay?
Secara ya, gue emang lagi ada urusan ke Ibu kota. Gue daftar kuliah S2 ke Luar Negeri, dan harus ngurusin itu semua, mulai dari nerjemahin dokumen-dokumen resmi sampe yang gak resmi, legalisasi formulir plus berkas-berkas, dan ngumpulinnya pun harus ke KEDUBES BD. Oke, itu bukan cerita yang mau gue bahas kali ini. Fokus sama smsnya si Jay!

Suatu ketika gue teringat sama smsnya Jay yg bilang kalo Dikka salam ke gue. Gue nyoba sms ke Dikka yg seperti biasa, selalu dia abaikan tanpa ngebales gue, dan kali ini pun gue yakin banget gak bakal ada satu pun nama dia masuk di inbox gue.
Meiza (gue): Setidaknya aku menerima titipan salam dari temenku ini, alaykumsalam :) ohya, sekalian aku mau pamit k Jakarta (g pntg sih) klu ada kesalahan mhon dimaafkan”.
Dan... gue gak nyangka gitu, ada pesan masuk ke inbox gue dan itu dari dia, Dikka...
Dikka: knp k Jakarta?
Gue kaget! Gue ngelamun sebentar sebelum akhirnya gue ngebales dia.
Meiza: Hah?? Sumpeee ini Dikka? Ngebales smsku! Kamu sadar udah ngebales smsku? Emm... ada urusan yg hruz diselesaikan di deplu dan kedubes BD di Jakarta. Mohon doanya ya! <--- gue heboh pada awalnya, tapi gue gak mau ngungkit-ngungkit sikap dia ke gue.


Lo tau cerita ini guys? Kenapa dengan adanya pesan Dikka yang masuk ke inbox ini sangat mengagetkan gue?! Ok! Gue akan sedikit berflashback ke hari itu, hari dimana Dikka tiba-tiba sama sekali nggak menghubungi gue, hari-hari yang sangat ngeselin buat gue, hari dimana gue terserang tekanan bathin! Hari dimana gue ngerasa sangat nggak berharga, hari dimana dia nggak mau tau sms gue... setelah dia tau perasaan gue yang sesungguhnya.

Suatu ketika gue ngasih tau Dikka kalo gue itu suka banget nulis hal-hal yang mengesankan buat gue. Karena gue suka ama dia, kali ini gue nulis tentang dia, tentang pertemuan dengan dia, tentang percakapan gak penting dengan dia lewat sms, dan tentang perasaan kagum gue ke dia semua ada di tulisan gue itu. Gila kan gue? Nekad abiez!! Tapi gue gak peduli nantinya dia bakal komentar apa, karena gue gak minta apapun dari dia. Gue cuma suka nulis! Cuma nulis! N-U-L-I-S! 

Gue ngasih tau dia via sms bahwa tulisan gue akan gue posting di blog gue. And you know what? Balasan dia kayak gini, “aq gak sabar utk membaca tulisan itu, Za ;-)”.
Dan itulah terakhir kalinya Dikka sms gue. Entah... gue gak tau dimana letak kesalahan gue, entah apa yang salah dari tulisan gue itu, entah dia marah atau enggak dengan apa yang gue rasain, gue gak tau. Tiba-tiba dia ngilang gitu aja. Mengabaikan gue dengan sadisnya. Berpuluh-puluh sms gue kirim ke dia, tapi tak satu pun dapat balasan. Dari sinilah hati gue mulai merasa berontak, pikiran gue kacau, dalam otak gue cuma ada kata “kenapa?, mengapa? Ada apa? Kenapa gue diginiin??”, setelah dia tau perasaan gue lewat tulisan itu, dengan indahnya dia mengabaikan gue tanpa ada say “good bye” sedikitpun. 2 bulan lamanya dia mengabaikan gue. Dan itulah alasan kenapa gue sangat kaget ketika ada nama dia tiba-tiba masuk ke inbox gue.
Oke, kembali lagi ke sms dia yang tadi.
Dikka: berapa hari?
Meiza: mungkin sekitar 1 minggu lebih. Pertengahan January insya Allah sudah pulang Dikk. Ini nomornya Dikka kan?, Jay ngajak main ke SDA, tp sudah kubilang sepulang dari Jkt saja.
Dikka: kasih kabar y dsana.. aq tunggu klu mau kesini :)
Gue: insya Allah :)
Dikka: maafin aQ.

Dari sini, gue berfikir... ada apa dengan dia akhirnya? Apa hatinya sudah terbuka? Ada yg aneh! Tapi gue tetep ngebales pesan dia seakan-akan tidak pernah terjadi apa pun.
Meiza: (tdk minta maaf pun sudah kumaafkan) nggeh, sami2 :)
Keesokan harinya (lebih tepatnya hari Jumat) gue ngerasa penasaran banget, gue pengen nanya kenapa selama ini dia nggak menghubungi gue. Karena anda tau? Sakiiiit sekali! Perihnya terasa banget!
Meiza: klo Meiza boleh tau, kenapa Dikka minta maaf kemarin? Cm butuh klarifikasi aja :)
(dia gak ngebales, mungkin emang masih sholat jumat)
Gue: em, tidak usah dijawab wes ya :) jaga diri baik2 mohon doanya juga ya...
Gue cuma gak pengen ada suasana gak enak diantara kami. Tak lama dia balas.
Dikka: aq baru buka 2 sms Meiza ini, baru pulang sholat jumat aq. Maaf. Knp pertanyaan itu gak langsung kamu tanyakan kemarin? Knp baru sekarang kamu tanyakan? Apa kamu sering memikirkan aku? <--- tuing tuing tuing

Ternyata, kemarin bukan jawaban “nggeh sami2” yg dia inginkan dari gue, tapi pertanyaan “mengapa?”.
Meiza: kmrin lg gak pengen ngrusak suasana hati kamu aja. Em.. ya.. karena aku merasa knp diginiin aja. Maaf ya...
Dikka: sebenernya ada sesuatu yg pgn aq tanyain. Tp baru bisa aku tanyain klu qta udah ketemu. Meiza berangkatnya kpn ke Jakarta?
Meiza: tgl 4 January Dikk. Em... knp? kok nunggu ketemu?
Pertanyaan gue nggak dibales sama dia. Karena gue penasaran sama kata-katanya, gue langsung sms si Jay.
Meiza: Jay, mw nanya nih... sbnernya Dikka nanya apa aja soal aku? Qt kan prend yah, kok nanyanya lewat kmu sih? Nggak langsung nanya ke aku aj? Ada apaan nih?! <--- Alasan gue udah keren belum yah...?? :D
Jay: aseg aseg.. bsok aja qu tlpon.
Keesokan harinya gue nunggu telpon dari Jay yg gak juga nelpon. Akhirnya gue sms dia.
Meiza: heh! Katanya mau telpon!
Nggak lama handphone gue bunyi. Gue angkat dan gue ngobrol sama si Jay, cuma bentar siy, gak begitu jelas juga dia ngomong apaan! Eh, tiba-tiba mati. Pulsanya abiz kali, kalo emang pulsanya abis, sok-sok-an banget dia mo nelpon gue. (cerewet amet guee (^o^ ) haha...)
Meiza: kok mati?
Jay: to the point nya tar ku sms.
Selang beberapa menit dia sms gue lagi...
Jay: sms terkhir dr Dikka = ’jujur, aq tak pantas mendapatkan dia bung, diriku udah terlalu buruk bwt dia... aku tak ingin melukai dia... Meiza bener2 terlalu baek buat aku. (aku Cuma kangen sama dia, maaf kalo berlebihan)’
Setelah baca sms itu, gue diem. Berpikir! Jadi... itu yg dia rasakan ke gue? Lalu, kemana dia selama beberapa bulan ini? Kenapa dia mengabaikan gue? Kenapa dia menjauh dari gue? Kenapa gue diginiin? Sejenak pipi gue udah basah karena dialiri air mata gue sendiri (ya iyalah masa air mata kodok). Tenggorokan gue sakit, dada gue terasa sesek. Mengingat semua kejadian bersama ini, sebenarnya ada apa di antara kami?? Gue bingung. Kami hanyalah temen, dia pun udah punya cewek (yg dia bilang udah putus), tp ada apa dengan hati kami? Kenapa begitu sakit? Setelah ketertegunan yang begitu panjang dan lama, gue sms Dikka.
Meiza: Insya Allah setelah aku pulang dari Jkt, aQ akan main2 ke sana. Aku tunggu uneg2 yg pengen kamu tanyakan ke aku. Maaf.
Dikka: aQ tunggu... <--- gila! Singkat banget!
Tiba2, rasa bimbang itu muncul untuk kesekian kalinya. Tanda tanya besar dalam pikiran gue. Dan gue sadar... gue lagi DILEMA!

***              ***              ***
 
January, 1st 2012

Kira-kira pukul 00.03am, gue ngirim ucapan ke Dikka...
Meiza: Qt sudah masuk tahun 2012... terdengar suara kembang api dan petasan dimana-mana!! Syg mataQ tak dapat menahan rasa kantuk yg teramat sangat!! Tp cukup kuat u/ bisa menulis pesan pada orang yg jauh disana. Selamat tahun baru Masehi 2012.


...dan lo tau?? dia ngebales sms gue dengan kilat pemirsaaahh...!! ini tengah malem loohh!! 

 Dikka: ☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆ aku mengirimkan ribuan bintang ini untukmu. Walau telat... semoga tetep kamu simpen... HAPPY NEW YEARS 2012. mOga makin lebih baek.

To be continued...

Bersambung dulu ya... masih banyak tugas (✿◠‿◠)

Dont miss it!

Friday, March 23, 2012

Malaikat dan Tiga Lelaki Cacat

Sebuah kisah yang gue ambil dari sebuah buku, dan semoga menginspirasi bagi para pembaca :)

ADA TIGA lelaki bertemu. Semuanya cacat. Lelaki pertama, terkena penyakit belang; kulitnya dipenuhi bercak-bercak putih. Lelaki kedua, botak; kepalanya tidak ditumbuhi sehelai rambut pun. Sedangkan lelaki ketiga, buta; kedua matanya tidak bisa melihat apa-apa.

Lelaki yang terkena penyakit belang, berdoa kepada Allah, "Ya Allah, ya Tuhanku, sembuhkanlah aku dari penyakit belang yang menutupi kulitku dan membuatku buruk rupa serta bentukku ini."

Lelaki botak tak mau kalah. Dia menengadahkan kedua tangannya ke langit dan berdoa, "Ya Allah, ya Tuhanku, sembuhkanlah diriku dari penyakit botak ini. Tumbuhkanlah rambut di atas kepalaku sebagaimana manusia pada umumnya."

Tak ketinggalan, lelaki buta juga berdoa, "Ya Allah, ya Tuhanku, sembuhkanlah diriku dari dari kebutaan dan jadikanlah mataku bisa melihat sebagaimana manusia lainnya."

Pada waktu doa itu dipanjatkan, ada malaikat turun dari langit. Malaikat itu menjelma dalam bentuk seorang lelaki yang berwajah tampan bercahaya. Dia diutus oleh Allah Swt untuk menguji ketiga lelaki tadi.

Lalu, sang malaikat mendekati ketiga lelaki. Dia menanyai mereka satu persatu, ihwal apa yang mereka minta, serta harta apa yang paling mereka sukai.

Lelaki berkulit belang menjawab, "Aku minta tubuhku berbentuk indah dan berkulit mulus. Harta yang aku sukai adalah unta."

Lelaki botak berkata, "Kalau aku, minta rambut lebat dan hitam, yang membuat indah kepalaku. Sedangkan harta yang paling kuinginkan adalah sapi."

Lelaki buta menyahut, "Adapun aku, aku berharap Allah berkenan menyembuhkan mataku dan mengembalikan penglihatanku. Harta yang aku suka adalah kambing."

Setelah mendengar itu semua, malaikat mengusap kulit si belang dengan tangannya. Seketika itu juga, kulitnya berubah menjadi indah seperti yang dimintanya. Lelaki itu pun mendapatkan seekor unta yang sedang hamil tua.

Lalu, malaikat mengusap kepala lelaki botak. Tiba-tiba, rambut yang hitam lebat telah menghiasi kepala yang tadinya botak. Lantas, malaikat itu memberinya seekor sapi yang sedang hamil tua.

Terakhir, sang malaikat mengusap mata lelaki buta. Mata itu sembuh dan bisa melihat seketika. Lalu, malaikat itu juga memberinya kambing yang sedang hamil tua.

***                  ***                  ***
Waktu terus bergulir. Hari-hari telah berlalu, dan tahun telah berganti tahun. Ketiga lelaki itu hidup dalam kemakmuran dan kecukupan. Mereka semua menjadi orang kaya yang terpandang dan dihormati orang. Lelaki pertama memiliki ratusan unta. Lelaki kedua, sapinya telah beranak-pinak tak terhitung jumlahnya. Sementara itu, lelaki ketiga telah memiliki kandang kambing yang banyak jumlahnya.

Allah ingin menguji ketiga lelaki itu. Dia mengirim kembali malaikat yang dulu pernah dikirim untuk menyembuhkan mereka. Kali ini, malaikat itu menjelma sebagai lelaki yang miskin, pakaiannya kumuh dan compang-camping.

Mula-mula, malaikat itu pergi menemui lelaki pertama dan berkata, "Aku minta kepadamu, dengan nama Allah yang memberimu tubuh indah dan harta melimpah, aku minta engkau berkenan memberiku bekal untuk melanjutkan perjalanan."

Lelaki pertama itu menjawab, "Ini hartaku, Aku warisi dari kakekku. Aku banyak urusan. Pergilah, tak ada bagian untuk pengemis kumuh dan pemalas sepertimu."

Malaikat itu pun pergi meninggalkan lelaki pertama dan beranjak menuju lelaki kedua dan berkata, "Aku minta kepadamu, dengan nama Allah, Tuhan yang memberimu rambut indah dan harta melimpah, sudilah kiranya kau membantu saudaramu yang miskin ini dengan sedikit kenikmatan yang ada padamu?"

Lelaki kedua menjawab, "Aku warisi harta ini dari nenek moyangku. Pergilah kau dari sini wahai pengemis gembel!"

Malaikat itu pun pergi meninggalkannya untuk menemui lelaki ketiga.

Setelah bertemu, dia berkata, "Aku minta kepadamu dengan nama Allah, Tuhan yang mengembalikan penglihatanmu, berilah aku seekor kambing saja dari yang kau punya, agar aku bisa minum susunya dalam perjalanan."

Lelaki ketiga menjawab, "Ya, aku dulu memang buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku. Sebagai rasa syukurku, ambillah beberapa kambing yang kau suka dan sisakan sebagian. Demi Allah aku tidak akan menghalangimu untuk iktu menikmati rezeki yang telah dikaruniakan Allah kepadaku."

Malaikat itu lalu berkata, "Hartamu akan tetap menjadi milikmu. Allah Swt telah menguji kalian bertiga. Allah memberikan ridha-Nya padamu, karena kamu mau mensyukuri nikmat dan mau menyedekahkan sebagian rezeki yang diberikan Allah padamu. Namun, Allah murka pada dua temanmu yang mengingkari nikmat-Nya dan tak mau bersedekah. kini, mereka berdua kembali seperti sedia kala, yang satu kulitnya kembali belang dan hartanya lenyap, dan yang satunya lagi kembali botak dan miskin, tidak memiliki apa-apa."

*...Sesungguhnya jika kamu mau bersyukur, pasti Kami aka menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih. (Q.S. Ibrahim [14]: 7)

Sumber: Ketika CINTA Berbuah Surga - Habiburrahman El Shirazy

Kata-kata Bijak Penyembuh Jiwa

1.      Cara yang bermanfaat dalam melaksanakan kebajikan ialah memperhatikan sikap orang lain dan menyesuaikan sikap dengan sikap mereka.

2.      Dalam setiap dusun kecil yang terdiri dari sepuluh keluarga, selalu ada beberapa orang yang jujur dan lurus hatinya, tetapi tak ada yang benar-benar tekun dalam belajar.

3.      Seorang yang bijak menilai orang lain berdasarkan kebaikannya; seorang berbudi rendah memandang pada derajat dan kekayaannya. Seorang bijak mengharapkan keadilan menurut hukum; seorang rendah mengharapkan karunia dan pertolongan.

4.      Tujuan seorang bijak ialah mencari kebenaran, bukan hanya mencari makan. Ia menjadi sedih jika tidak mendapatkan kebenaran, tetapi ia tidak susah bila hidup miskin.

5.      Orang bijak pada zaman dahulu tidak suka banyak bicara, karena mereka khawatir jangan-jangan perkataannya tidak sesuai dengan perbuatannya.

6.      Pikiran seorang yang bijak selalu ditujukan pada sesuatu yang benar; seorang yang berbudi rendah hanya memikirkan apa-apa yang menguntungkan.

7.      Seorang bijak tampaknya selalu tentram dan puas; seorang yang bathinnya rendah selalu menghadapi persoalan yang menjengkelkan.

8.      Jauhi orang-orang yang menyanjung secara berlebihan karena meraka berbahaya.

9.      Seorang bijak wataknya agung tetapi tidak angkuh; seorang rendah sikapnya angkuh tetapi tidak disertai keagungan.

10.  Seorang bijak tidak suka, jika sesudah mati ia tidak meninggalkan jasa bagi sesama manusia.

11.  Jangan mempunyai pikiran bahwa hanya karena sedikit lebih tua, dengan sendirinya menjadi lebih baik dari yang lain.

12.  Seorang bijak tidak membiarkan dirinya menjadi semacam alat yang hanya cocok untuk melakukan satu macam pekerjaan saja.

13.  Hanya seorang yang melakukan kebajikan dapat mencintai dan membenci orang lain secara pantas dan benar.

14.  Seorang bijak biasa berbuat sesuatu sebelum berbicara dan kemudian baru berbicara sesuai dengan perbuatannya itu.

15.  Seorang bijak ingin berlaku perlahan-lahan dan berhati-hati dalam pembicaraannya dan bersungguh hati dalam pekerjaannya.

16.  Seorang bijak akan merasa malu, jika pembicaraannya tidak sesuai dengan perbuatannya.

17.  Tidak perlu membuang-buang waktu hanya untuk mengkritik orang lain.

18.  Jarang sekali ada orang yang sadar akan kekurangan diri sendiri dan juga jarang ada orang yang menyalahkan diri sendiri.

19.  Orang yang tidak disukai orang lain, perlu menyelidiki, mengapa orang benci kepadanya. Jika disukai banyak orang, masih perlu diselidiki mengapa orang suka kepadanya.

20.  Jika seseorang bertindak keras terhadap diri sendiri tetapi berwelas asih kepada orang lain, maka orang itu tidak akan pernah memiliki rasa dendam.

21.  Seorang baik yang banyak memahami pelajaran-pelajaran tentang budi pekerti dan memperhatikan aturan-aturan yang pantas, tidak mungkin tersesat dari jalan yang benar.

22.  Tidak ada gunanya bicara dengan seorang yang ingin belajar kebenaran tetapi merasa malu terhadap pakaiannya yang buruk dan makanannya yang tidak enak.

23.  Belajar tanpa menggunakan pikiran adalah pekerjaan sia-sia; berpikir tanpa berdasarkan pelajaran yang benar adalah berbahaya.

24.  Jika tidak menginginkan orang lain melakukan sesuatu kepadamu, maka jangan lakukan sesuatu tersebut kepada orang lain.

25.  Tidak usah menyesal karena orang-orang lain tidak kenal kepadamu; tetapi menyesallah bila kamu tidak kenal pada orang-orang lain.

26.  Satu pernyataan yang menandai tiga ratus syair, yaitu: peliharalah hati dengan benar.

27.  Janganlah menjadi pembela orang-orang yang berbuat jahat, meskipun orang tersebut adalah pejabat, saudaramu, atau teman akrabmu.

28.  Kebanggan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali jatuh.

29.  Kodrat asli manusia mempunyai empat macam kebajikan yang hakiki, yaitu: pemurah, adil, sopan santun dan bijaksana.

30.  Jangan bicarakan keberhasilanmu pada mereka yang sedang dirundung gagal; jangan lupakan kegagalanmu pada masa jayamu.


Sumber: Healing Words from Confusius
              (Sebuah buku yang dihadiahkan oleh guru kepada muridnya, yaitu aku...)